Kembalinya Rumah sebagai Sekolah Utama bagi Anak

kebijakan-pendidikan
sumber : qureta.com


Belajar dari rumah (BDR) masih akan diperpanjang hingga situasi membaik. September kemungkinan tercepat anak kembali ke sekolah tapi tidak menutup kemungkinan BDR sampai akhir tahun


Masih ingat awal mulai ditetapkannya Belajar dari Rumah (BDR) pertengahan bulan Maret 2020, saat itu banyak pro-kontra mengenai kebijakan pendidikan yang diambil pemerintah. Sebagian wali murid menyambut gembira keputusan Mas Menteri Nadiem Makarim yang menghimbau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk memberikan arahan kepada sekolah-sekolah di wilayah satuan kerjanya agar pembelajaran dialihkan ke rumah masing-masing atau belajar dari rumah guna memperkecil resiko penyebaran virus yang menyerang sistem pernapasan ini. Sementara sebagian yang lain meyayangkannya karena merasa masih dalam zona aman, resiko terpapar masih sangat kecil sehingga kebijakan belajar di rumah belum perlu diterapkan.

Nganjuk pun demikian. Kala itu kota angin ini masih dalam zona hijau, belum ada ODP, PDP, apalagi Confirm Covid-19. Semuanya masih berjalan normal seperti tidak terjadi apa-apa. Tidak ada yang pakai masker apalagi jaga jarak. Hanya orang-orang yang merasa dalam kondisi bahaya saja yang memilih berdiam diri di rumah, itu pun hanya sebagian kecil. Sangat kecil sekali.

Anak-anak yang belajar di rumah pun demikian, bebas berkeliaran main ke rumah teman-temannya. Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan kerja kelompok. Bermain pun masih bergerombol. Tak ada yang peduli apalagi menegur.

Hingga akhirnya satu per satu kabupaten dan kota di Jawa Timur dinyatakan masuk zona merah. Blitar, Surabaya, Gresik, Mojokerto, kemudian Jombang. Kota yang berbatasan langsung dengan Nganjuk bagian timur. Puncaknya ketika Nganjuk terdapat empat orang terconfirm positif terpapar virus corona. Mulai ada gelagat kesadaran dari masyarakat. Anak-anak mulai tidak diijinkan bermain jauh dari rumah. Tingkat kepedulian orang tua mulai muncul untuk mendampingi proses belajar di rumah agar anak-anak tidak lagi keluar rumah.

Barulah kebijakan pendidikan yang diambil dirasa tepat. Rumah berfungsi sesuai kodratnya, sekolah utama bagi anak-anak dan orang tua adalah guru pertama.

Rumah adalah Sekolah Utama

Tempat pertama yang terekam dalam memori seorang anak adalah rumah. Tempat dirinya mulai mengenal kehidupan di dunia. Rumah dengan hawa khas yang menjadi tempat ternyaman untuknya mengenal siapa ibu, siapa ayah, saudara, dan orang-orang yang menyayangi tanpa syarat. Rumah tempatnya mulai mendengar sapaan dan warna kehidupan. Rumah tempatnya belajar tersenyum, tertawa, mengkurap, merayap, duduk, berdiri, berjalan, berbicara, hingga tumbuh seperti sekarang ini. Rumah adalah sekolah utama seorang anak.

Kini, berkat kebijakan pendidikan di tengah pandemi Covid-19 fungsi rumah kembali. Tak bisa dipungkiri, beberapa waktu terakhir rumah tak ubahnya sebuah hotel. Hanya sebatas tempat melepas lelah setelah seharian beraktivitas, tempat untuk meluruskan punggung dan mengembalikan kondisi tubuh untuk kembali beraktivitas esok harinya. Rumah singgah. Bahkan ada anak yang tak sempat berjumpa orang tuanya karena berangkat sebelum ia bangun pagi dan pulang setelah ia terlelap malam harinya. Say halo hanya sepintas lalu itu pun jika sempat.

Sekarang? Perlahan kondisi rumah mulai berbenah, kembali pada fungsinya. Sebagai tempat keluarga bertumbuh dan berkembang, tempat melimpahkan kasih sayang, saling menjaga, dan peduli.

Inilah yang emakguru tangkap sebagai hikmah positif adanya kebijakan pendidikan di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Kembalinya rumah sebagai
sekolah utama bagi anak

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter